BMKG

BMKG Keluarkan Peringatan Gelombang Tinggi Jelang Tahun Baru

BMKG Keluarkan Peringatan Gelombang Tinggi Jelang Tahun Baru
BMKG Keluarkan Peringatan Gelombang Tinggi Jelang Tahun Baru

JAKARTA - Menjelang pergantian tahun, aktivitas di wilayah perairan Indonesia diprediksi menghadapi tantangan cuaca yang tidak ringan. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika kembali mengingatkan potensi gelombang tinggi yang dapat berdampak pada keselamatan pelayaran dan aktivitas kelautan.

Peringatan dini ini dikeluarkan untuk periode akhir Desember 2025 hingga awal Januari 2026. BMKG meminta masyarakat pesisir, nelayan, serta operator transportasi laut agar lebih waspada dan memantau perkembangan cuaca secara berkala.

Peningkatan tinggi gelombang disebut berkaitan dengan dinamika atmosfer yang berkembang di sekitar wilayah Indonesia. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari dan memengaruhi banyak perairan strategis.

Pengaruh Bibit Siklon Di Sekitar Indonesia

BMKG menjelaskan bahwa potensi gelombang tinggi dipicu oleh keberadaan bibit siklon tropis 96S. Bibit siklon tersebut terpantau terbentuk di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat dan memengaruhi pola angin regional.

Keberadaan bibit siklon ini menyebabkan peningkatan kecepatan angin di sejumlah wilayah perairan. Dampaknya tidak hanya dirasakan di satu kawasan, tetapi meluas hingga perairan barat dan timur Indonesia.

“Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari utara hingga timur dengan kecepatan angin berkisar 6–30 knot,” demikian keterangan BMKG melalui media sosial Instagram, Minggu (28/12/2025).

BMKG juga menjelaskan bahwa di wilayah selatan Indonesia, arah angin umumnya bergerak dari barat daya hingga barat laut. Kecepatan angin di kawasan ini juga berada pada kisaran yang sama, yakni 6–30 knot.

Kombinasi arah dan kecepatan angin tersebut berkontribusi terhadap peningkatan tinggi gelombang di sejumlah perairan terbuka maupun semi tertutup.

Risiko Pelayaran Perlu Diwaspadai

BMKG mengingatkan bahwa tinggi gelombang dan kecepatan angin tertentu dapat menimbulkan risiko serius bagi aktivitas pelayaran. Oleh karena itu, kewaspadaan perlu ditingkatkan terutama menjelang libur Tahun Baru.

Sebagai gambaran, gelombang setinggi 1,25 meter dengan kecepatan angin sekitar 15 knot sudah berisiko bagi perahu nelayan. Kondisi ini dapat menyulitkan manuver dan meningkatkan potensi kecelakaan di laut.

Sementara itu, gelombang dengan ketinggian mencapai 2,5 meter disertai angin berkecepatan 21 knot dinilai berbahaya bagi kapal feri. Armada berukuran sedang hingga besar pun perlu memperhatikan kondisi ini sebelum berlayar.

BMKG menyarankan nelayan tradisional untuk menunda aktivitas melaut apabila kondisi tidak memungkinkan. Operator kapal juga diimbau menyesuaikan jadwal pelayaran dengan prakiraan cuaca terkini.

Langkah antisipasi dinilai penting agar potensi kerugian materi maupun korban jiwa dapat diminimalkan selama periode cuaca ekstrem.

Sebaran Wilayah Gelombang Tinggi

Dalam peringatan dini yang dirilis, BMKG memetakan sejumlah perairan dengan potensi gelombang tinggi kategori sedang hingga tinggi. Gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di banyak wilayah.

Wilayah tersebut meliputi Selat Malaka bagian utara, Samudra Hindia barat Aceh, perairan Kepulauan Nias, serta Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai. Kondisi serupa juga diperkirakan terjadi di barat Bengkulu dan Lampung.

Selain itu, Selat Karimata bagian utara serta Laut Jawa bagian barat, tengah, dan timur juga masuk dalam daftar perairan yang perlu diwaspadai. Di selatan Jawa, gelombang tinggi berpotensi terjadi dari Banten hingga Jawa Timur.

Perairan selatan Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur juga diprediksi mengalami kondisi gelombang serupa. Laut Sawu, Laut Sulawesi bagian timur, dan Laut Maluku turut terdampak.

BMKG juga mencatat potensi gelombang tinggi di Laut Arafura, baik bagian barat, tengah, maupun timur. Wilayah-wilayah ini dikenal sebagai jalur penting aktivitas pelayaran dan perikanan.

Sementara itu, gelombang lebih tinggi dengan kisaran 2,5 hingga 4,0 meter berpotensi terjadi di Laut Natuna Utara. Kondisi serupa juga diperkirakan melanda Samudra Pasifik utara Maluku dan Papua.

Perairan Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya serta Papua Barat juga masuk dalam kategori gelombang tinggi. BMKG menegaskan bahwa wilayah ini memerlukan perhatian khusus karena terbuka langsung ke samudra.

BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu mengikuti informasi resmi dan memperhatikan peringatan keselamatan. Kesiapsiagaan dinilai menjadi kunci penting menghadapi potensi gelombang tinggi selama periode akhir tahun.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index